Elaborasi Nilai-nilai Psikologi Yang Islami Dalam Upaya Optimalisasi Potensi Fitrah Masyarakat Aceh


Elaborasi Nilai-nilai Psikologi Yang Islami
Dalam Upaya Optimalisasi Potensi Fitrah
Masyarakat Aceh

Oleh: Mohamad Soleh, S.Psi

Belum terselesaikannya masalah konflik yang berkepanjangan (sekitar + 30 tahun), muncul musibah terbesar abad ini. Yaitu Gempa berkekuatan 9,3 skala richter yang berpusat di Samudra Hindia dan telah menimbulkan gelombang Tsunami yang telah menghancurkan ribuan rumah, ratusan sekolah, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya. Dan yang paling dahsyat lagi adalah meninggalnya sekitar 130.000 jiwa masyarakat aceh. Mungkin dua-tiga generasi sudah hilang.
Penderitaan ini, mungkin penderitaan yang amat sangat menyakitkan. Penderitaan akibat konflik yang merusak perdamaian, ketenangan dan menghambat pembangunan, ditambah lagi penderitaan kehilangan keluarga, rumah dan harta, serta mungkin, lahan pekerjaan.
Fakta-fakta tersebut menjadikan masyarakat Aceh semakin, “sakit” dan “menyerah” terhadap tantangan hidup. Bahkan banyak terjadi kasus bunuh diri di berbagai kabupaten di Aceh. Salah satu kasus bunuh diri yang diberitakan oleh Koran Harian Serambi Indonesia terbitan selasa, 5 September 2006 dimana seorang warga desa Tgk Banta Tek-Tek, kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara, yang bernama M Gade Husen (35) ditemukan tewas dengan posisi tergantung di kamar tidur rumahnya.
Melihat kondisi tersebut, Dr. Harnold Harun SpKj mengatakan bahwa pendekatan agama merupakan cara yang lebih efektif dalam mencegah kejadian-kejadian tersebut. Hal ini didukung oleh pernyataan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NAD, HT Alamsyah Banta yang mengatakan lambaga yang dipimpinnya sedang merancang sistem pendidikan umum yang islami, sesuai dengan keinginan sebagian besar masyarakat Aceh.
Sebelum kita berbicara lebih jauh lagi, kita perlu menyelami masyarakat Aceh & Islam terlebih dahulu, sehingga kita dengan mudah menemukan keterkaitan dan aspirasi mereka.

Islam sebagai aspirasi utama
Menilik dari historis dan ranah kehidupan masyarakat Aceh, Aceh sering disebut sebagai “Serambi Mekkah”, karena Islam pertama kali masuk ke bumi Indonesia melalui Aceh. Dan hampir 100% masyarakat Aceh beragama Islam. Dari sisi budaya, Aceh pada umumnya dapat dikatakan merujuk pada Islam. Bahkan, sistem kekuasaannya pun berdasarkan nilai-nilai Islam. Sebut saja Pemimpin agama, yaitu Tengku . Seorang Tengku, selain sebagai ulama, mereka juga menjadi simbol utama dalam konfigurasi nilai-nilai masyarakat Aceh. Lalu, tokoh Imeum Meunasah selain sebagai pemimpin di Meunasah/ Musholla, mereka juga sebagai pengambil keputusan dalam hukum adat setempat, sebagai simbol hukum. Sehingga nilai-nilai Islam menjadi unsur yang paling dominan dalam mengendalikan setiap langkah hidup masyarakat Aceh.
Namun sekarang, hal itu mulai terjadi pergeseran nilai. Nilai-nilai Islam terpinggirkan dengan diberlakukannya UU no. 5 tahun 1974 tentang otonomi daerah. Dimana undang-undang ini mulai memaksakan secara halus adanya pemisahan antara unsur agama dengan unsur kekuasaan pemerintahan daerah. Dan adanya kebijakan masa Orde Baru yang cenderung memisahkan Islam dengan kekuasaan dan kehidupan bermasyarakat. Yaitu adanya pemaksaan asas Tunggal Pancasila.
Kondisi-kondisi tersebut yang penyebab utama terjadinya pergeseran nilai-nilai Islam. Apakah Aceh masih layak disebut sebagai “Serambi Mekkah”?
Berlanjut pada aspirasi masyarakat aceh, tentu kita berbicara mengenai nilai-nilai hidup yang menjadi pedoman hidup masyarakat, yaitu Islam. Islam hadir sebagai PENYEMPURNA (dengan Al Qur’an dan Sunnah) pedoman hidup yang nyata dan memberikan petunjuk yang benar dan sesuai dengan kodrat manusia, yaitu Fitrah. Karena Islam hadir sebagai Rahmatan Lil Aalamin. Bahkan, konsep masyarakat yang paling sempurna dan penuh kedamaian, masyarakat Madani didirikan oleh Peradaban Islam .
Disamping itu, saat ini gravitasi Spiritual sudah sangat kuat dan menarik cognitive tuning masyarakat aceh untuk selalu mengikutinya. Karena Islam dengan nilai syariahnya merupakan Makna hidup tertinggi, dasar dari aspirasi dan harapan hidup. Inilah yang menjadi nilai-nilai hidup utama dan selalu dibutuhkan manusia, kapan saja dan dimana saja, khususnya masyarakat Aceh. Dan Psikologi Islami adalah ilmu yang tepat untuk menerapkan nilai-nilai Islami tersebut menjadi lebih tersistematis, teruji secara ilmiah, praktis dan mudah pemanfaatannya.
Berpijak dari pernyataan-penyataan diatas, maka sudah seharusnya kita menggunakan Psikologi Islami untuk mengarahkan langkah dan sikap kita (masyarakat Aceh) kepada Fitrah sebenarnya. Karena potensi diri akan lebih maksimal bila selaras dengan Fitrah kita.

Penyimpangan Fitrah dan Kontrol diri
Seiring kemajuan zaman modern, mengakibatkan terjadinya krisis manusia modern dengan ciri-ciri terjadi degradasi nilai-nilai manusiawi. Dan ditambah lagi dengan penderitaan yang berkepanjangan disebabkan konflik dan musibah tsunami. Akhirnya banyak kasus bunuh diri dari anak kecil hingga nenek-nenek, korupsi, aborsi, dan perang bersaudara yang terus terjadi. Hal ini juga kemungkinan terjadi di Aceh. Padahal Aceh, terkenal di dunia sebagai Serambi Mekkah dengan hampir seluruh masyarakatnya beragama Islam. Bahkan yang lebih menarik lagi, akhir-akhir ini sering bermunculan koruptor-koruptor baru dari pejabat-pejabat negara. Semua fakta ini bertentangan dengan fitrah mereka sebagai makhluk ciptaan Allah. Padahal sesungguhnya manusia dilahirkan dengan memiliki potensi fitrah yang cenderung pada kebaikan, kesucian, kebenaran dan cenderung kepada Allah SWT (berserah diri). Atau bahasanya Ary Ginanjar adalah gravitasi titik pusat orbit spiritual, yaitu God Spot. Hal ini didukung oleh penemuah ilmiah Wolf Singer, M Persinger dan V.S. Ramachandran (1997) yang telah menemukan fungsi God Spot (sebagai wadah yang mempunyai potensi spriritual) dan osilasi syaraf spiritual pada otak manusia. Dimana God spot tersebut sudah ada semenjak manusia lahir. Sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an surah Al Hijr ayat 29 yang berbunyi,” ..........
Bila ditelusuri lebih dalam, ada sebuah jawaban sederhana yang menyebabkan adanya penyimpangan terhadap fitrah, yaitu kurangnya pengendalian diri. Sebagaimana pernyataan Dai Sejuta Umat, KH. Zainuddin MZ,” ….intinya adalah Pengendalian diri”. Dimana pengendalian diri-lah yang akan tetap mengarahkan diri kita serta menjaga agar tetap pada Fitrah. Banyak masalah maupun kasus yang terjadi, diawali oleh kurangnya kontrol, baik dari diri sendiri (internal) maupun lingkungan (eksternal). Seseorang melakukan tindakan bunuh diri, dikarenakan kurangnya kemampuan kontrol dirinya ketika ada keinginan untuk bunuh diri. Begitu pula dengan tindakan kriminalitas massa lainnya, semua itu menunjukkan bahwa kontrol diri mereka begitu lemah, sehingga mudah dipengaruhi oleh kondisi emosi, kondisi lingkungan maupun provokator. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian Geoffre G Brundell, bahwa seorang dalam kondisi cemas, marah, bingung (dan atau depresi) berada pada gelombang Beta (14-38 Hz). Bila hal ini dibiarkan berlarut-larut, akan mengakibatkan syaraf menjadi lelah dan tidak mampu mengontrol kinerja otak dan tubuh, sehingga semakin melemahkan kemampuan kontrol diri. Oleh karena itu, Kontrol diri merupakan kata kunci utama agar individu bertindak sesuai dengan fitrahnya.

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya agar dapat meningkatkan pengendalian diri yang dapat mengarahkan diri selalu tetap pada fitrahnya untuk masyarakat Aceh?

Penerapan nilai-nilai Psikologi Islami yang telah dielaborasi menjadi tehnik-tehnik praktis dalam kehidupan sehari-hari adalah jawaban yang tepat dan aplikatif. Aceh & masyarakatnya, sangat berpotensi untuk menerapkan nilai-nilai yang Islami tersebut.

Tenang, Konsentrasi, Perasaan damai-jernih dan Rasa bersyukur
Pengendalian diri agar tetap terfokus pada fitrah, dapat terjadi dengan optimal bila kondisi dalam keadaan tenang-relaks, terfokus (konsentrasi-memusatkan pikiran hanya kepada Allah) dan hati yang jernih. Hal ini juga diungkapkan oleh Ary G, bahwa untuk tetap pada fitrahnya, maka diperlukan motivasi yang kuat untuk mengendalikan diri dan diperlukan ketulusan hati (kejernihan hati dan perasaan damai). Sebagaimana tertulis dalam Al Qur’an surah Asy Syams ayat 8-10,” Sesungguhnya Beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. Hal senada dengan pernyataan Abu Sangkan dalam bukunya yang berjudul Pelatihan Sholat Khusyu’, mengatakan bahwa ketenangan pikiran merupakan hal terpenting untuk dapat memulai berdialog dengan Allah (khusyu’) sehingga kita bisa menerima kehadiran ilham dalam jiwa. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Prof DR. M Sholeh yang menunjukkan bahwa sholat tahajud itu dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mengefektifkan kemampuan individu dalam menangani masalah yang dihadapi. Sholat tahajud yang dimaksud bukanlah sholat rutinitas belaka, melainkan sholat yang harus diiringi dengan kekhusyukan, ketenangan jiwa, dan rasa bersyukur. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Baqoroh ayat 45-46 yang berbunyi, ”Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu orang yang menyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
Dalam ilmu Psikologi, kondisi tenang, damai dan jernih yang optimal yaitu dimana otak pada kondisi gelombang Alpha, yaitu antara 8-13 hertz. Pada kondisi ini secara alamiah terjadi ketika kita dalam kondisi santai mengarah ke mengantuk. Proto dalam bukunya yang berjudul Self Healing mengatakan bahwa pada tahap tersebut, kemampuan otak sangatlah optimal, karena otak jauh lebih mudah menerima auto sugesti, sehingga kita dapat menanamkan penegasan-penegasan verbal yang positif dan kalimat-kalimat yang mengerahkan individu untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri. Kondisi ini juga menjadikan otak memiliki daya ingat yang sangat kuat dan cepat menerima ide apapun, termasuk ilham. Hal ini banyak didukung oleh ahli psikologi Kognitif dan ahli NLP (Neuro Linguistic Programming) Oleh karena itu, hal inilah yang telah dilakukan oleh Ibnu Sina ketika ingin mendapatkan ilham atau solusi atas masalah yang sedang dipikirkannya. Ibnu Sina bila mengalami “buntu” dalam memecahkan masalah atau tidak menemukan ide baru, beliau biasanya sebelum tidur, berwudhu dan sholat malam. Ketika selesai sholat malam, hatinya menjadi lebih tenang, jernih dan kembali fokus pada fitrahnya, sehingga otaknya semakin optimal dan mudah dalam menemukan jawaban atau ide pemecahan masalah. Sehingga tidak heran bila Ibnu Sina terkenal sebagai ahli di berbagai bidang. Saat ini pun, kita bisa melihat buktinya, yaitu dari para alim ulama yang benar-benar telah menerapkan nilai Islam dalam setiap langkah hidupnya. Biasanya mereka jauh lebih terkontrol, mampu memberikan ide dan saran yang efektif serta memiliki kelebihan-kelebihan istimewa.
Berdasarkan pernyataan diatas dan asumsi penulis, maka tehnik-tehnik yang merupakan hasil elaborasi nilai-nilai Islam (dan atau tehnik-tehnik yang telah dikembangkan oleh ahli diluar non Muslim, namun sesuai dengan nilai-nilai Islam) untuk meningkatkan pengendalian diri berfokus pada bagaimana menciptakan kondisi tenang-relaks, konsentrasi, perasaan damai-jernih dan rasa bersyukur adalah sebagai berikut:

A. Tehnik NLP
Neuro Linguistic Programming adalah salah satu konsep penguatan kognitif yang menggunakan prinsip modeling dalam mengendalikan kondisi pikiran dan mental. Kerangka berpikir NLP adalah Perilaku selalu didasari oleh kondisi mental seseorang. Menurut NLP, kondisi mental dipengaruhi oleh 2 faktor utama: kondisi fisik dan representasi internal.

1. Kondisi fisik
Kondisi fisik dapat membuat seseorang berada dalam kondisi mental tertentu. Coba anda perhatikan, ketika seseorang sedang sedih atau dalam kondisi depresi biasanya kepala menunduk dan wajah mengkerut (tidak tersenyum atau ceria). Oleh Karena itu, bila anda ingin dalam kondisi bahagia, maka memposisikan tubuh dan wajah dengan ceria (tersenyum dan tertawa) dan tegap (membusungkan dada).
Dalam faktor ini, ada beberapa tehnik yang bisa diterapkan, yaitu :

1.1. Tehnik senyum dan tawa.
- Membentuk ekspresi senyum hingga timbul perasaan bahagia atau nyaman.
- Tertawa dengan memikirkan sesuatu hingga kita tertawa secara otomatis
Tehnik ini untuk menciptakan kondisi tubuh agar otak optimal dan emosi tenang dan bahagia. Karena ketika kita tersenyum dan tertawa, pada saat itu aliran darah dan oksigen lebih lancar ke otak. Sehingga otak lebih segar dan optimal dalam bekerja. Disamping itu, ketika kita tertawa dan posisi tubuh yang tegap terbuka, maka produksi hormon Endorphin lebih banyak. Hormon endorphin-lah yang menjadikan otak kita merasa tenang dan kondisi senang. Oleh karena itu, mengapa Rasullullah mengatakan bahwa “Senyum adalah Ibadah”. Karena ketika kita sedang tersenyum, maka kita pada saat itu sedang menyembuhkan diri sendiri. Disamping itu, kita juga memancing orang lain untuk tersenyum juga, sehingga orang lain tersebut juga sedang menyehatkan dan menceriakan dirinya.

1.2. Tehnik menyakiti tubuh.
Yaitu menyakiti tubuh dengan mencubit atau menjepret dengan karet bila melakukan tindakan yang tidak diinginkan. Tehnik ini digunakan agar otak kita terprogram. Bahwa setiap kita melakukan kesalahan, maka akan “sakit”, sehingga otak kita terprogram secara otomatis dan menjadi lebih terkendali dalam mengatur diri kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jadi, bila anda ingin merubah salah satu kebiasan buruk, maka gunakanlah tehnik ini sebagai salah satu program utamanya. Semisal, anda ingin berhenti merokok, maka setiap ada terbersit keinginan untuk merokok, langsung pada saat itu juga, anda menjepret/mencubit tangan anda. Lakukan hal ini minimal 21 hari berturut-turut. Ini juga berlaku bila kita ingin mendidik anak-anak kita. Dalam Islam diperbolehkan untuk memukul tubuh anak yang tidak rentan atau berisiko fatal.

1.3. Tehnik Memanjakan tubuh.
Yaitu mengelus tubuh secara perlahan dan dimanjakan. Tehnik ini membangun perasaan bahagia, nyaman dan menyehatkan. Dan lebih efektif lagi bila dibantu oleh significant person (orang-orang yang kita cintai atau percayai). Secara biologis, tubuh kita ini mengandung aliran elektromanetik (aura). Bila kita di elus oleh orang yang kita cintai atau dipercayai, maka aliran positif dari elektromanetik tersebut akan mengalir ke tubuh kita. Akibatnya kita menjadi lebih “hidup” atau berenergi. Coba anda tengok, anak-anak kecil disekitar kita. Mereka, bila ingin tidur atau menangis selalu minta dielus atau diusapkan tubuhnya dengan tangan kita.Itulah salah satu bukti pendukung tehnik ini. Bahkan, tidak hanya manusia, binatang dan tumbuhan pun bila kita “manjakan” akan jauh lebih “hidup” atau sehat. Hal ini juga didukung oleh beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh negara-negara lain.

2. Representasi internal
Representasi internal merupakan pusat perhatian (konsentrasi) terhadap sesuatu. NLP mengatakan bahwa otak dapat menerima berjuta stimulus secara simultan, namun hanya stimulus-stimulus tertentu saja yang bermakna pada saat itu yang menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu, untuk membangun kondisi mental yang positif supaya perilaku jadi positif, salah satu yang perlu dibangun adalah "pikirkan hanya hal-hal positif".
Ada beberapa cara untuk melatih representasi internal yang positif:

2.1. Tehnik Scramble, yaitu mengubah tampilan emosi dengan cara mengubah gambaran di otak. Semisal, bila kita takut atau marah akibat perkataan seseorang, sampaikan pada otak (dengan membayangkan) bahwa yang perkataannya itu dari seorang guru yang kita sukai yang sedang memberikan masukkan dan ide. Hal ini akan membuat otak menampilkan gambaran yang positif karena kita menyukainya. Sehingga, otak akan memberikan perintah untuk menampilkan reaksi yang berbeda, yaitu bukan lagi takut atau marah, melainkan mendengarkan dengan penuh minat dan tersenyum. Inilah yang di dalam Islam disebut Husnudzon. Bahwa kita selalu berusaha mencari sisi positif dan berprasangka baik terhadap siapa pun. Kondisi inilah yang menjadikan kita lebih tenang-relaks, dapat berkonsentrasi penuh dan kinerja otak lebih lancar. Sehingga, kita menjadi labih mampu menemukan akar permasalahan dan solusinya.

2.2. Tehnik Ilustrasi atau Perumpamaan. Yaitu, bila kita menginginkan melakukan sesuatu, maka sebelum kita melakukannya, kita membuat buat gambaran imajiner di otak, agar otak mengerti apa yang kita inginkan. Buat gambaran sedetail mungkin. Gunakan bahasa yang positif yang kongkrit agar otak lebih terarah. Inilah yang selalu diutarakan oleh Al Qur’an. Didalam Al Qur’an selalu berisi perumpamaan-perumpamaan yang mempermudah kita untuk memahami isi dan nasehat dari Al Qur’an, sehingga otak dan diri kita menjadi lebih mampu mengendalikan perilaku kita berikutnya sesuai dengan nasehat Al-Qur’an tersebut. Hal ini juga sejalan dengan munculnya tips-tips praktis dari Quantum Learning, Accelerated Learning dan pola pembelajaran ala Einstein yang mengutamakan konsep perumpamaan atau penggambaran yang lebih kongkrit.

B. Tehnik Hipnosa
Tehnik Hipnosa adalah suatu tehnik yang mengarah diri pada keadaan trance (terfokus pada satu stimulus/instruksi juru hipnotis atau ahli hipnosa atau dai / ulama) dan kehilangan daya otokritik sehingga mudah untuk diberikan sugesti. Tehnik ini cukup efektif untuk meningkatkan pengendalian diri dengan cara mensetting pikiran agar lebih terfokus pada tindakan-tindakan yang kita inginkan. Tentu saja yang searah dengan Fitrah. Anda tahu! Mengapa kita mudah terharu dan menangis ketika mengikuti Muhasabah Aa Gym dan Ust Arifin Ilham. Menurut kacamata ilmu psikologi dengan melakukan hipnosa, maka tubuh akan merangsang pengeluaran hormon endorfin dari kelenjar endorfin yang berada di dalam otak , yang berguna untuk melawan depresi yang timbul. Endorfin adalah zat morfin alami yang diproduksi oleh tubuh yang mampu menimbulkan rasa senang , tenang , dan mampu mengurangi rasa sakit ( Majalah Human, Agustus 2003 , halaman 92-93;dalam http//hypno psychology, 2005). Endorfin juga akan merangsang tubuh untuk membentuk antibodi – antibodi untuk melawan virus.
Untuk dapat terlaksana dengan baiknya suatu hipnosa, perlu diperhatikan beberapa faktor pendukung, antara lain adalah faktor kepercayaan dari seorang pasien terhadap ahli hipnosa atau dai / ulama. Kepercayaan ini amat penting, karena tanpa adanya suatu kepercayaan, maka hipnosa akan sangat sulit dilaksanakan. Faktor lainnya adalah faktor lingkungan. Lingkungan yang sangat bising sedapat mungkin dihindari karena akan mengganggu konsentrasi . Faktor yang terakhir adalah tentang ahli hipnotis atau dai/ulama itu sendiri .Seorang ahli hipnotis atau dai/ulama haruslah seorang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi selain juga kemahiran dan pengetahuan yang memadai mengenai tehnik hipnosa.

C. Tehnik Mengendalikan Pikiran
Agar kita selalu ingat Allah, maka kita harus selalu berpikir bahwa segala hal adalah berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. Hal ini senada dengan ungkapan Al Qarni (2004) mengatakan bahwa untuk dapat mengendalikan diri, maka perlu kemampuan mengendalikan pikiran untuk terfokus kepada Allah. Ingat! Sel otak sebanyak 7 juta, terus bekerja. Oleh karena itu, bila kita fokuskan energi dari 7 juta sel tersebut pada satu fokus, maka akan menjadi sangat Powerfull. Sehingga jangan heran, bila orang-orang sukses memiliki ciri-ciri yang mudah berkonsentrasi penuh dan terfokus pada tujuannya. Maka, salah satu tehnik yang diperlukan adalah adanya pengendalian konsentrasi agar lebih terfokus. Bahkan Zig Ziglar (2004) mengeluarkan pernyataan, “Bila anda ingin mengendalikan perilaku, maka kendalikan persepsi”. Hal ini sesuai dengan konsep bahwa apa yang dimasukkan ke otak, maka itulah perilaku itulah hasil. Layaknya seperti komputer.

Bila kita mempersepsikan suatu kejadian/stimulus dengan negatif, maka pikiran kita akan cenderung negatif dan perilaku pun akhirnya menjadi negatif.
Penulis menawarkan tehnik Hikmah dalam upaya mengendalikan pikiran tersebut. Yaitu mekanisme tehnik hikmah adalah sebagai berikut :
Ketika ada masalah/kejadian timbul, jangan langsung bereaksi, tangguhkan dulu. Lihat dan kritisi dari segala sisi, pasti ada makna positifnya. Dan dapatkan hikmah (makna ilahiyah) dibalik kejadian tersebut. Makna positif dan makna Ilahiyah tersebut yang dimasukkan ke dalam pikiran kita. Sehingga hati kita menjadi lebih tenang, damai dan bersyukur. Contoh ilustrasinya adalah sebagai berikut:
Jika anda sedang melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan besar. Ternyata anda ditolak oleh perusahaan tersebut, dikarenakan anda cenderung fanatik terhadap ajaran Islam. Sedangkan perusahaan tersebut adalah perusahaan yang didominasi oleh non muslim. Kendalikan pikiran anda, tangguhkan untuk berpikir yang negatif terhadap takdir yang sudah anda alami tersebut. Anda tidak perlu benci dengan kondisi anda tersebut, ataupun menjadi cemas dan tidak ingin lagi menjadi muslim yang fanatik. Kritisi dari berbagai sisi. Dan setiap pikiran anda dihubungkan dengan fitrah anda (yaitu kecenderungan untuk selalu menuju kepada Allah & hidayah-Nya). Bahwa setiap kejadian adalah merupakan rencana Allah dan Allah lebih tahu, mana yang lebih baik untuk anda. Mungkin saja, dengan diterimanya anda bergabung ke perusahaan tersebut, menjadikan anda semakin jauh dari RidhoNya Allah. Dikarenakan tuntutan pekerjaan yang tinggi dan suasana yang cenderung tidak kondusif bagi anda untuk beribadah dengan baik. Dan Allah akan memberi saya pekerjaan yang lebih baik dan menjadikan saya lebih beriman. Nah, Ketika anda berpikir seperti itu, maka anda telah mendapatkan hikmah yang lebih baik dan menjadikan anda Dzikrullah (ingat kepada Allah) dan fitrah anda lebih optimal.

Untuk dapat mengendalikan pikiran tersebut agar lebih terfokus, tenang dan nyaman, layaknya seperti sholat Khusyu’. Ada beberapa simulasi latihan, yaitu :

1. Berfokus.
Yaitu diajak berfokus untuk melihat apa saja & menjabarkan dalam hati. Sehingga kita terlatih untuk selalu terfokus dan tidak mudah otak kita terpancing oleh stimulus luar lainnya. Contoh prakteknya adalah : Anda perhatikan sebuah benda ditangan anda (pulpen, jam tangan, uang atau terserah anda). Perhatikan dengan seksama dan detail (warna, tekstur, bentuk, bau). Lakukan ini dalam 2-3 menit. Dan dilakukan berulang-ulang.

2. Mendisiplinkan perhatian.
Yaitu memperhatikan atau fokus pada 1 benda dalam 2 menit tanpa menilai warna, bentuk, tekstur dan baunya. Ketika ada terbersit anda menilai salah satu dari warna, bentuk, tekstur dan baunya , segera anda tarik nafas yang dalam dan memaksakan pikiran anda untuk tidak menilai. Lakukan tehnik ini berulang-ulang hingga anda merasa mampu mengendalikan pikiran untuk tidak menilai. Disini kita berlatih untuk tetap selalu mengendalikan perhatian kita. Layaknya ketika kita sedang sholat. Kita tidak boleh melihat kekanan atau kiri, melainkan kita diminta mendisiplinkan perhatian ke arah lokasi dahi kita ketika sedang sujud. Bila kita terlatih untuk simulasi mendisiplinkan perhatian ini, maka kemungkinan kita akan jauh lebih mampu mengendalikan pikiran kita untuk selalu pada kondisi Sholat Khusysu’. InsyaAllah.

3. Imajinasi.
Yaitu membangun imajinasi suasana yang sangat kita inginkan sehingga menjadikan kita lebih nyaman, tenang dan sangat menikmati suasana tersebut. Agar lebih efektif maka sambil mendengarkan musik jenis barok atau instrument dengan nada-nada sesuai detak jantung. Simulasi ini membantu dalam mengatur suasana emosi. “Ketenangan dan bahagia bisa diciptakan dari pikiran”. Ingat !! Rasulullah pernah berkata, “Sholatlah kamu seakan-akan kamu sedang berhadapan dengan Allah SWT”.

4. Mencari Keheningan.
Yaitu menangkap jeda antara satu suara / bunyi dengan bunyi lain. Tujuannya untuk melatih pikiran agar lebih terkonsentrasi dan mendapatkan keheningan. Layaknya seperti sedang sholat khusyu. Kita diminta merasakan “keheningan” yaitu, dimana hanya ada perasaan dan pikiran bahwa hanya diri kita dan Allah saja. Kondisi inilah yang akan mempermudah pikiran untuk selalu fokus kepada Allah. Tehnik prakteknya adalah sebagai berikut: Anda putar musik instrumentalia, disaat anda mendengarkan musik tersebut, carilah moment atau menangkap jeda antara satu bunyi dengan bunyi lainnya. Dan anda hitung, berapa “jeda” yang berhasil anda dapatkan. Semakin banyak semakin bagus, artinya anda mampu mengendalikan pikiran dan perhatian anda untuk mendapatkan suasana “hening”. Anda lakukan latihan ini berulang-ulang, sampai anda berhasil meningkatkan jumlah “jeda” yang anda hitung. Hal ini bila kita terapkan di kehidupan sehari-hari, maka kita dengan mudah mengendalikan pikiran kita untuk mendapatkan “keheningan” (red-ketenangaan, kebahagiaan, atau suasana hati yang anda inginkan) nkapanpun dan dimanapun. Jadi tidak ada lagi suasana hati yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau kondisi yang selalu “bad mood”.

5. Merasakan.
Yaitu merasakan secara seksama dan sedetail mungkin setiap , gerakan, desahan nafas, bau, angin, bunyi dan lain-lainya, bahwa semuanya berjalan sesuai Sunnahtullah. Sehingga kita akan selalu BerDzikir (ingat kepada Allah). Kondisi ini akan memperlancar kemampuan kita dalam menikmati segala anugrah yang telah kita rasakan, sehingga kita benar-benar dalam kondisi penuh rasa bersyukur. Contoh latihannya adalah :
Anda duduk dengan relaks dan nyaman, tutup mata dan tarik nafas perlahan-lahan. Semakin perlahan, semakin bagus dan anda semakin relaks. Anda diminta untuk menggunakan semua kelima indra anda. Misalnya, kulit anda merasakan semilir angin sepoi-sepoi yang menyegarkan diri dan hati anda, mencium aroma wangi sekitar anda, mendengarkan suara-suara alam yang bergerak perlahan-lahan. Semakin anda mudah merasakan, anda menjadi semakin “peka”. Peka terhadap semua kondisi sekitar dan menjadi lebih menerima kondisi yang ada dan kita menjadi lebih bersyukur atas semua yang kita terima.

Latihan-latihan ini sebenarnya sudah kita lakukan sehari-hari bila kita telah berhasil melaksanakan sholat yang khusyu’.


C. Tehnik untuk Menjernihkan Hati
1. Tehnik memaafkan.
Tehnik ini berpijak dari sebuah kisah pada zaman Rasul, yaitu tentang seorang pemuda calon penghuni Surga. Pemuda itu berkata, bahwa beliau adalah seorang muslim biasa dengan amalan biasa pula. Namun ada satu kebiasaannya yang sangat special yaitu Setiap menjelang tidur, diau berusaha membersihkan hatinya dengan cara memaafkan orang-orang yang menyakitinya dan membuang semua iri, dengki, dendam dan perasaaan buruk kepada semua orang. Simulasinya sebagai berikut:
- Doakanlah dengan penuh ketulusan untuk orang-orang yang telah menyakiti kita atau yang kita benci, agar mereka menjadi lebih baik atau memiliki perilaku yang kita inginkan.
- Setelah selesai berdoa, klien/peserta disuruh menulis dalam kertas, penyebab mengapa klien/peserta membencinya dan bagaimana upaya untuk mengikis penyebab tersebut dan membantu orang yang kita benci agar menjadi lebih baik atau memiliki perilaku yang kita inginkan.
Hal ini sering penulis praktekkan kepada para peserta training dan mahasiswa, dimana mereka juga merasakan hal yang sama. Yaitu menjadi lebih mencintai ketika mereka mendoakan orang yang mereka cintai. Dan rasa benci menjadi berkurang, ketika mendoakan orang yang mereka benci. Dan mereka menjadi lebih sadar bahwa yang dibenci bukanlah orangnya, melainkan tindakan orang tersebut pada saat itu (kondisi yang menjadikan kita benci). Dengan kata lain, menjadi lebih objektif.
2. Tehnik 6 ucapan Dzikir
Ary Ginanjar (2004) mengungkapkan bahwa Untuk mengatasi rangsangan agar kita senantiasa pada posisi terkendali pada Fitrah, maka 6 tablet pereda emosi yaitu itu antara lain :
1. Marah, ucapkanlah Istigfhar, Astagfirullah.
2. Kehilangan dan sedih, ucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raa’jiuun.
3. Bahagia, ucapkan Alhamdulillah .
4. kagum, ucapkan Subhanallah.
5. Takut, ucapkan Allahu Akbar.
6. Panik, ucapkan Laa hawlaa walaa quwwata illa billah.
Ucapan – ucapan tersebut berfungsi sebagai pengendali atau kemudi diri agar emosi atau amygdala kita tetap terkendali (stabil) pada posisi fitrah ketika menghadapi suatu rangsangan. Contoh, ketika akan marah, kita harus segera menyadari dan meminta maaf kepada Allah, dengan mengucapkan Astagfirullah, sehingga emosi kembali normal Ketika kita mengalami kehilangan, kita harus mengikhlaskannya dan mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun. Sehingga, God Spot (pusat konsep fitrah) bebas dan tetap mampu berpikir jernih dan kemampuan kemampuan kontrol diri meningkat. Tehnik ini dilatih dengan simulasi sebagai berikut:
Pelatih, guru, ahli hipnosa atau dai / ulama mengarahkan peserta seakan-akan sebagai subjek dalam sebuah cerita dan setiap kejadian yang sesuai dengan salah satu kondisi dari marah, sedih, kagum, takut, dan atau panik, maka peserta diminta mengucapkan salah satu dari 6 ucapan Dzikir tersebut yang sesuai. Bila ini sering dilakukan, maka kita akan secara otomatis mengucapkan 6 ucapan Dzikir tersebut.

3. Tehnik bersyukur
Filosofi tehnik ini adalah bahwa dengan selalu mensyukuri segala hal yang kita terima, maka akan menjadikan diri lebih berserah diri (aslama) kepada Allah dan otomatis diri kita menjadi lebih tenang, hati lebih jernih, sehingga kontrol diri meningkat.
Tehnik doa syukur.
Yaitu setiap selesai sholat berdoalah dengan bahasa yang mudah dimengerti dan detail mengenai anugerah yang anda terima setiap hari. Misalnya, “ Terimakasih Allah atas kesempatan yang Engkau berikan pagi ini, sehingga saya masih bisa bernafas, beribadah padaMu, bermanfaat bagi orang lain,……… dan lain-lain”. Selanjutnya, catatlah setiap anugrah yang anda terima setiap hari. Hal ini akan menjadikan anda merasa penuh dengan barokah dan kebahagiaan. Sebagaimana Rasulullah bersabda,” Allah akan turun ke langit dunia setiap malam (seprtiga malam yang terakhir), seraya berfirman:”Siapa yan gberdoa kepada-Ku , maka AKu akan menerima permintaan dan siapa yang meminta ampunan dari-Ku, maka akan Ku Ampuni. (HR. Bukhori – Muslim)

D. Meditasi Dzikir
Tehnik ini merupakan gabungan tehnik meditasi, hipnosa dan Dzikir. Tehnik ini merupakan tehnik yang menjadi senjata utama dalam upaya meningkatkan kemampuan kendali diri dalam upaya optimalisasi potensi fitrah yang mulai redup (atau tertutupi dosa-dosa dan bisikan setan). Hal ini didukung oleh para pelaku meditasi yangmengatakan bahwa dalam meditasi terdapat perasaan nyaman dan seolah-olah menemukan kembali suatu hal yang sangat berharga yang telah sempat hilang (yaitu fitrah). Bahkan Lawrence lesham (dalam Abu Sangkan, 2005,hal 34) mengatakan dalam bukunya “Bagaimana bermeditasi” menyebutkan bahwa kita bermeditasi untuk menemukan / merebut kembali sesuatu dari kita yang secara sama-samar dan tanpa sadar pernah menjadi milik kita dan hilang tanpa mengetahui apakah itu atau dimana atau kapan kita kehilangan hal tersebut.Diakrenakan tehnik mensyaratkan peserta utnuk memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi, maka bagi peserta yang belum memilikinya diharapkan untuk melatih terlabih dahulu tehnik berfokus, tehnik mendisiplinkan perhatian, tehnik mencari jeda dan tehnik merasakan.
Contoh Pengarahan Meditasi Dzikir
”Ambillah nafas yang dalam. Tutuplah mata anda dan mulailah rileks . Berpikirlah semata-mata bagaimana membuat rileks seluruh otot di tubuh anda dari ujung rambut sampai ujung jari kaki . Mulailah rileks ........ dan mulailah perhatikan bagaimana nyamannya tubuh anda . anda saya dukung ,biarlah tubuh anda rileks. Tarik nafas perlahan-lahan.... dan keluarkan lagi dengan perlahan-lahan . Perhatikan nafas anda . Perhatikanlah irama nafas anda ........ dan rilekskan nafas anda . Sadarilah suara – suara yang ada disekitar anda ..... suara yang paling dekat , dan suara yang paling jauh . Suara- siuara itu sekarang tidak penting lagi ....abaikan semuanya .Apapun yang anda dengar sekarang , akan membantu anda rileks .
Ketika anda mengeluarkan nafas, lepaskan setiap ketegangan dan setiap stres pada setiap bagian tubuh anda, pikiran anda dan perasaan anda .Biarkanlah ketegangan itu pergi....rasakanlah setiap stres pikiran anda berlari keluar ...ketegangan perasaan hilang semua. Sekarang, mulailah dengan membiarkan otot-otot di wajah anda rileks ....khususnya dagu anda, biarkanlah mulut anda terbuka sedikit .Inilah tempat semua stres berkumpul , maka biarkanlah dagu itu rileks . Rasakan rasa rileks itu bergerak ke arah otot-otot dahi anda .Rasakanlah otot-otot yang begitu halus, ringan yang membuat anda beristirahat . Bayangkanlah betapa bulu mata anda terasa nyaman ....dan begitu rileks . Sekarang ...biarkan otot-otot di tengkuk dan bahu anda rileks .Anda merasakan semua otot di tengkuk dan pundak begitu rileks . Rasakanlah beban yang sangat berat yang berada yang berada di pundak anda terangkat dan anda merasa lega ....ringan ....dan lebih rileks . Anda merasakan semua otot semua otot di tengkuk dan pundak begitu rileks dan menyenangkan .Rasa rileks dari pundak anda sekarang bergerak kebelakang kearah punggung anda , terus turun perlahan –lahan , turun terus sampai ke bagian bawah punggung anda. Biarkanlah otot-otot itu rileks dan ketika anda menarik nafas , terasa tubuh anda semakin mengambang. Sekarang , rasa rileks dipundak anda turun kelengan anda .Turun terus perlahan-lahan sampai ke jari-jari anda , sehingga lengan dan jari-jari tangan anda menjadi sangat rileks. Rasakanlah kenyamanan rileksasi itu .Mungkin anda merasakan telapak tangan anda hangat ...itu tidak apa-apa , atau mungkin dingin ...itu juga tidak masalah .Sekarang ketika anda menarik nafas , rasakanlah perut anda juga menjadi rileks . Rasakan santai itu terus turun ke bawah ke arah kedua kaki anda sampai keujung jari-jari kaki . ...anda merasakan rileks .Rasakanlah semua otot-otot itu benar-benar ringan. Betapa nyamannya seluruh tubuh anda sekarang. Seluruh otot –otot ditubuh anda telah rileks .Teruslah rasakan rasa nyaman itu lebih dalam lagi dan ....lebih dalam lagi. Akhirnya tubuh anda terasa ringan seperti mengambang ditempat yang penuh rileksasi . Begitu kondisi rileks anda semakin dalam dan terus mendalam , bayangkanlah ada sebuah tangga yang indah sekali. Tangga tersebut menuju ke sebuah tempat yang sangat indah. Anda boleh memilih membayangkan tempat yang indah itu dengan sesuka hati. Mungkin tempat itu adalah pantai yang sangat indah dengan pasir putih bersih...dan air laut yang bening kebiru-biruan .Mungkin anda memilih membayangkan sebuah tempat di pegunungan yang penuh dengan tanaman menghijau dan sawah yang berliku-liku. Sekarang ....saya akan menghitung dari satu sampai sepuluh secara terbalik ,sementara anda membayangkan menuruni tangga itu satu persatu .Setiap melangkah satu tangga anda akan merasakan tubuh anda semakin rileks. Sepuluh....rileks ...sembilan...lebih dalam..delapan ..terus...tujuh...semakin dalam.. enam....rileks... lima...empat...tiga...dua...satu...lebih dalam, lebih dalam dan terasa rileks. Sekarang, pada saat anda tarik nafas, ucapkanlah dalam hari kata Subhallah...rasakanlah seiring tarikan nafas anda, kekuatan Fitrah ikut masuk, kekuatan Fitrah tersebut berupa cahaya putih bersinar terang benderang. Rasakankan ketika cahaya itu masuk melalui mulut anda, ia membersihkan mulut anda dari perkataan kotor dan kebohongan-kebohongan yang selama ini menempel. Ucapkanlah Astaghfirulloooh al A’ dzim..rasakanlah getaran qolbu anda. Cahaya itu memasuki otak anda, ia perlahan-lahan memasuki seluruh sisi neuron otak anda..rasakanlah..dan bayangkanlah cahaya tersebut membersihkan pikiran-pikiran negatif, membersihkan kecemasan-kecemasan yang selama ini menempel, membersihkan kebencian yang mengotori kejernihan berpikir anda. Otak anda menjadi lebih jernih, terang dan penuh dengan dzsikrullah ...ingat kepada Allah. Rasakan...cahaya tersebut turun melalui tenggorokan menuju paru dan jantung anda, cahaya itu perlahan-lahan membersihkan kesesakkan dalam diri anda. Lalu bayangkan...cahaya itu menyebar dari jantung keseluruh tubuh anda. Cahaya itu mengalir bersamaan dengan darah, cahaya itu menggerakkan setiap gerakan otot tubuh anda....Rasakan cahaya fitrah menyatu dalam sel-sel tubuh anda. Seakrang anda adalah seorang yang memiliki fitrah dan menyatu dalam seluruh bagian tubuh anda...ia menjadi ruh yang menggerakkan dan mengerahkan anda untuk selalu menghamba kepada Allah dan berbuat kebaikan. Sekarang ...anda dapat bernafas dengan lega ...lebih sehat. Nikmatilah beberapa saat tempat istimewa bagi anda itu. Kemudia saya akan menghitung dari satu sampai sepuluh . Begitu saya menghitung , anda membayangkan naik tangga tadi satu persatu menuju ke alam kesadaran dengan tetap merasakan rileks seperti anda baru saja istirahat dari tidur yang panjang dan sangat nyaman .Kembalilah ke alam kesadaran dan tetap rileks. Satu...dua...tiga...empat...lima..enam...tujuh...delapan...sembilan...mulailah membuka mata....dan..sepuluh....anda betul-betul sadar kembali dengan merasakan ketenangan, kedamaian...kejernihan hati dan kontrol diri yang kuat.....bagus ...”

Penerapan Psikologi yang Islami
Berdasarkan pembahasan diatas semua, maka dapat disimpulkan bahwa banyak ibadah atau petunjuk dalam Islam dengan tehnik-tehnik praktisnya dapat mengoptimalkan fitrah manusia melalui upaya peningkatan kontrol diri yang selalu menjaga untuk tetap selalu berusaha cenderung kepada Allah, menuju kepada kebenaran dan lebih unggul. Kondisi inilah yang selalu menjadikan kita lebih optimal seluruh potensi dirinya dan pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi orang-orang disekitar kita, masyarakat dan bangsa.

Saran
1. Penerapan tehnik-tehnik tersebut harus selalu dilatih dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Minimal 21 hari berturut-turut, agar menjadi kebiasaan dan terimplementasi dalam perilaku. Hal ini seiring dengan perintah Allah untuk berpuasa selama 1 bulan penuh (hari) di bulan Ramadhan. Karena secara psikologis, suatu tindakan dan bagaimana memprogram kemampuan koginitif kita, itu diperlukan proses yang berkelanjutan, yaitu minimal 21 hari berturut-turut.

2. Sungguh bahwa perintah Allah dalam Al- Qur’an yang berupa Sholat (yang khusyu’) dan berpuasa merupakan tehnik utama dalam upaya mengarahkan manusia tetap pada fitrahnya. Oleh karena itu, terapkan kombinasi tehnik-tehnik ini seiring dengan pelaksanaan ibadah tersebut.

3. Diperlukannya lingkungan yang kondusif untuk tetap membantu mengingatkan kita agar tetap pada fitrahnya. Nah !! dengan adanya Dinas Syariat Islam yang telah digulirkan di Aceh sejak tahun 2002 perlukan perannya secara optimal untuk mengkondisikan lingkungan sosio-ekonomi Aceh menjadi lebih Islami. Dalam pelaksanaannya Dinas Syariat Islam wajib bekerja sama dengan para Tengku dan Imeum Meunasah setempat.

4. Diperlukannya pembimbing yang selalu membantu mengingatkan kita agar tetap pada fitrahnya. Pembimbing paling efektif adalah orang tua, Imeum Meunasah, Tengku dan guru. Agar lebih optimal, mereka perlu diberikan training Self Control Training yang berisi tentang bagaimana penerapan tehnik-tehnik tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana mengajarkan kepada anak-anak maupun peserta didiknya.


DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan terjemahan.
Agustian, Ary G, 2004. Rahasia Sukses membangkitkan ESQ Power. Jakarta. Penerbit Arga.
Bastaman, HD, 1996. Meraih Hidup Bermakna. Jakarta. Paramadina.
Erwin, Raymond. Bukti bahwa tubuh manusia begitu dinamis dan hebat. Tidak diterbitkan. Jakarta.
Gani, Asep khairul. Contoh Penerapan NLP. Tidak diterbitkan. Jakarta
Korschak, Annisa, 2004. Modul: Diamond In You. Tidak diterbitkan. Jakarta
Krisnamurti, 2004. Modul: NLP.Jakarta
Nurchasim, M, 2005. Pelibatan Masyarakat Aceh Dalam Rekonstruksi Dan Recoveri Pasca Tsunami? dalam Reconstruction & Peace Building in Aceh.Jakarta.LIPI-SCHRA-SEACSN.
Proto, Louis, 1997. Self Healing: Menggunakan kekuatan pikiran untuk menyembuhkan tubuh. Jakarta. PT. Gramedia
(Penulis tidak diketahui), 2005. Prinsip NLP. Jakarta.
(Penulis tidak diketahui), 2005. Tehnik Hipnosa dan Perilaku Merokok. Http// Hipno_psychology.
(Penulis tidak diketahui), 2005. Dampak Medis Sholat Tahajud. Jakarta.
(Penulis tidak diketahui), 2005. Penghuni Surga. Jakarta.
Sangkan, Abu, 2005. Pelatihan Sholat Khusyu’, Surabaya: Baitul Ihsan.
Serambi Indonesia, 3 September 2006. Aceh Rancang Sistem Pendidikan Islami. Banda Aceh
Serambi Indonesia, 5 September 2006. Pendekatan Agama Efektif Cegah Bunuh Diri. Banda Aceh
Soleh, M, 1999. Hikmah Keraguan. Materi diskusi Psikologi Islami Yayasan Insan Kamil.Tidak diterbitkan. Yogyakarta.
Soleh, M, 2000. Artikel : Tehnik Doa untuk berbagai Metode Terapi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta.

Mohamad Soleh, S.Psi
0818 74 90 89
0651 7435 021
mohamad.soleh@gmail.com
solehck@yahoo.co.id

Tentang Penulis
Mohamad Soleh adalah salah satu lulusan terbaik UII dengan beberapa prestasi baik ditingkat lokal maupun nasional. Pernah terlibat sebagai editor buku dan newsletter Psikologi Islami bersama Yayasan Insan Kamil, di Yogyakarta. Bekerja sebagai praktisi manajemen SDM, konsultan dan trainer di Jakarta. Tulisan ini beliau susun ketika sedang aktif sebagai Konsultan UNDP (United Nations Development Program) di Aceh & Nias.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar